Berikut ini adalah kumpulan Puisi Singkat karya saya sendiri guys. Yang hobi baca puisi silahkan disimak. Cekibrottt...
Sebenarnya ada sebuah kehidupan di antara celah-celah
batas ruang dan waktu.
Ia nyata dalam pikiran kita.
Namun tak tampak oleh indera kita.
Ia selalu menemani kita.
Ya, aku menyebutnya dengan nama “ketiadaan”.
***
Pesona Mahameru menyapu seluruh hamparan sudut mata.
Horison yang terbentang membelah cakrawala, semakin
menambah pesona sang Arga.
Tak sedetik pun mata ini terpejam oleh keindahan-Nya.
***
Setiap air mata yang kita teteskan adalah embun.
Setiap nafas yang kita hembuskan adalah angin.
Setiap sudut di hati kita adalah ruang.
Dan setiap detak jantung kita adalah waktu.
***
Mimpi membawaku melintasi dimensi antara hidup dan mati.
Aku tak tahu jika khayalanku telah melemparku begitu jauh.
Hingga terperosok ke dalam alam bawah sadar.
Aku tak tahu
sampai di mana petualanganku akan usai.
***
Khayalanku tersapu jauh dan terhempas ke dalam
memori-memori yang telah menjadi sampah dalam otakku.
Aku tak ingin jika khayalan baruku langsung terhempas
bersama sampah-sampah yang lain.
Karena aku tak mau jadi pemimpi.
***
Hamparan Savana menghijau menghiasi dataran Taman Eiden.
Ya, aku lebih suka menyebutnya dengan nama Taman Eiden
untuk sebuah keindahan yang sungguh nyata.
Jika kau melihatnya, maka kau tak akan bisa berkata
apa-apa.
***
Aku bukanlah seorang Kahlil Gibran.
Namun seakan-akan aku merasakan kehadirannya dalam
tubuhku.
Darahnya mengalir bersama darahku, jantungnya berdetak
bersama jantungku, dan hatinya menyatu dengan khayalanku.
***
Sebuah wajah telah menyibak kabut tebal di antara
celah-celah sejuknya udara pagi.
Oh, bianglala terlihat sangat mempesona, terbias dari
wajah itu.
Aku baru tahu jika wajah itu adalah milikmu.
***
Semalam bintang meredup, wajah langit tak lagi cerah.
Sang bulan termenung kesepian.
Hanya berharap dan menatap kosong pada langit.
Ketika satu bintang terlihat bersinar, sang bulan mulai
tersenyum.
***
Di dalam sebuah kehampaan, ada sesuatu yang dapat mengisi
sebuah kekosongan.
Hingga kehampaan dapat kembali menjadi bermakna, menjadi
berarti, dan menjadi berharga.
Sesuatu itu adalah “kesunyian”.
***
Malam yang bengis terus mengiris-iris.
Oh, hati yang miris karena isak tangis yang tak mampu
lagi ditepis.
Jiwa yang terkikis, selalu mengais tumpukan harapan yang
terlukis, di antara rintikan gerimis.
***
Kesepian telah menikam aku dari belakang.
Apakah kesepian adalah musuh yang paling kuat di antara
ksatria-ksatria yang lain???
Beribu-ribu busur panahnya telah merobohkan aku.
Aku rela jika harus mati sekarang.
***
Sebuah keranda hijau terbujur panjang, berhias bunga...
Setiap binar mata berkilau, seperti cermin...
Sebuah wajah yang tak asing bagiku berada dalam keranda
itu...
Ya,..... itu adalah aku...
***
Lubang ini sengaja aku buat.
Untuk mengubur hatiku yang telah hancur berserakan di
atas tanah yang tandus.
Takkan pernah kau lihat sebuah batu nisan di atasnya.
Karena aku tak ingin lagi mengenangnya.
***
Kehidupan tidak selunak air yang bisa kita injak dengan
mudahnya.
Tapi, kehidupan itu sekeras hujan badai di tengah lautan
yang bisa menenggelamkan kapal kita sampai ke dasar laut...
***
Ketidaktahuan selalu menyeretku memasuki dunia antah
berantah.
Sebenarnya aku ingin pergi dari dunia itu.
Karena aku sudah muak dijejali berbagai pertanyaan yang
bisa membunuhku perlahan-lahan... tapi pasti...
***
Setiap senyum yang terbias di antara tetesan embun adalah
langkah untuk menapak setiap jejak pada celah-celah pagi.
Dan indahnya senyum itu akan menjelma menjadi sebuah
pelangi.
***
Waktu selalu mengajak kita merenung dan berpikir dalam
sebuah “monolog”.
Waktu juga yang mengantar kita memasuki dimensi pada
sebuah “prolog”.
Tapi ruang dan waktu selalu memaksa kita berjalan dalam
sebuah “dialog”.
***
Kita tak akan pernah mau mengerti...
Untuk apa kita berdiri...
***
Hidup itu seperti air yang mengalir.
Manusia hanyalah sebuah daun kering yang terjatuh dan
hanyut bersama aliran air itu.
***
Kesunyian tak selamanya membosankan.
Kesendirian tak selamanya menjenuhkan.
Kesepian tak selamanya mencekam.
Kadang, mereka bisa menjadi kawan sejati pada saat kita
membutuhkan.
***
Pucuk-pucuk Akasia tampak kemilau karena basah seiring
dengan tetesan hujan yang mendinginkan tiap sudut mata memandang.
Sementara rembulan tetap setia menunggu, sampai tetesan
air itu berubah menjadi embun.
***
Malam ini bukan lagi sebuah malam.
Pagi juga belum menjadi pagi.
Karena malam ini jam tepat menunjukkan pukul duabelas.
Mungkin pesan ini tak akan terbalas detik ini.
Karena aku tahu diri...
Setidaknya sampai pagi menari.
***
Katakan “GILA” kepada mereka yang bilang kalau malam ini
tidaklah dingin.
Tulangku hampir membeku seperti diselimuti bunga es.
Gggggrrrrrrr.....apakah Puncak Everest telah menjelma
menjadi dataran di kotaku???
***
Kadang kemauan manusia dapat mengalahkan batas
kemampuannya sendiri.
Ego dan emosi hanyalah sebuah ombak yang harus ia
taklukkan.
Kadang ia surut dan kadang ia pasang.
***
Awan jingga merona, tersapu angin seperti tumpahan warna
di atas kanvas.
Di sekitarnya, kumpulan awan bulu domba seperti kapas
yang terbang terbawa angin.
Ah....... tak lelah mata ini untuk memandangnya.
***