Minggu, 04 Desember 2016

Cara Download Lagu di Sing Smule

CARA DOWNLOAD LAGU DI SING SMULE



Buat kamu yg hobi nyanyi karaoke dgn aplikasi Sing Smule, tentu pengen kan menyimpan lagu yg udah kamu nyanyikan. Apalagi kalau hasil karaokenya bagus dan kalian suka dgn lagunya. Pasti pengen banget menyimpannya utk didengarkan berkali-kali di Music Player tanpa menyedot kuota kamu.

Berikut saya akan memberikan tips dan cara mendownload lagu di Sing Smule.

1. Langkah pertama tentu kamu harus download dulu Aplikasi "Sing Downloader For Smule" di Playstore utk Android.


2. Kalau sudah terinstal. Sementara jangan dibuka dulu. Sebaiknya kamu buka aplikasi Sing Smule-mu. Pilih rekaman yg ingin kamu download. Lalu ikuti petunjuk dengan cara Klik icon yg ditunjuk oleh tanda panah merah seperti gambar di bawah ini.




3. Kemudian buka aplikasi Sing Downloader For Smule yg udah kamu instal tadi.


4. Klik icon yg ditunjuk oleh tanda panah merah seperti gambar di bawah ini. Ikuti terus petunjuk sesuai gambar.








5. Kemudian buka File Manager atau berkas penyimpanan File di perangkat atau kartu memori
HP-mu. Cari folder yg bernama "Sing_Downloader" lalu buka.




6. Ganti nama File-nya dgn nama Judul lagunya atau terserah kamu, lalu akhiri dgn tanda ".m4a" agar bisa terbaca oleh Music Player-mu. Jika tak terbaca oleh Music Player-mu, coba ganti dgn tanda ".mp3". Kalau masih tak terbaca oleh Music Player-mu, coba convert File-nya menjadi format mp3 dgn menggunakan aplikasi "mp3 converter".

Selamat Mencoba dan jangan lupa Follow ID Smule-ku @GSB_ArifinSolo
Facebook: Arifin Putra Solo
Terima kasih sudah mengunjungi Blog saya.


Kamis, 28 Mei 2015

Puisi Singkat Arifin Putra Solo



Berikut ini adalah kumpulan Puisi Singkat karya saya sendiri guys. Yang hobi baca puisi silahkan disimak. Cekibrottt...
 



Sebenarnya ada sebuah kehidupan di antara celah-celah batas ruang dan waktu.
Ia nyata dalam pikiran kita.
Namun tak tampak oleh indera kita.
Ia selalu menemani kita.
Ya, aku menyebutnya dengan nama “ketiadaan”.
***

Pesona Mahameru menyapu seluruh hamparan sudut mata.
Horison yang terbentang membelah cakrawala, semakin menambah pesona sang Arga.
Tak sedetik pun mata ini terpejam oleh keindahan-Nya.
***

Setiap air mata yang kita teteskan adalah embun.
Setiap nafas yang kita hembuskan adalah angin.
Setiap sudut di hati kita adalah ruang.
Dan setiap detak jantung kita adalah waktu.
*** 

Mimpi membawaku melintasi dimensi antara hidup dan mati.
Aku tak tahu jika khayalanku telah melemparku begitu jauh.
Hingga terperosok ke dalam alam bawah sadar.
Aku tak tahu sampai di mana petualanganku akan usai.
***

Khayalanku tersapu jauh dan terhempas ke dalam memori-memori yang telah menjadi sampah dalam otakku.
Aku tak ingin jika khayalan baruku langsung terhempas bersama sampah-sampah yang lain.
Karena aku tak mau jadi pemimpi.
***

Hamparan Savana menghijau menghiasi dataran Taman Eiden.
Ya, aku lebih suka menyebutnya dengan nama Taman Eiden untuk sebuah keindahan yang sungguh nyata.
Jika kau melihatnya, maka kau tak akan bisa berkata apa-apa.
***

Aku bukanlah seorang Kahlil Gibran.
Namun seakan-akan aku merasakan kehadirannya dalam tubuhku.
Darahnya mengalir bersama darahku, jantungnya berdetak bersama jantungku, dan hatinya menyatu dengan khayalanku.
***

Sebuah wajah telah menyibak kabut tebal di antara celah-celah sejuknya udara pagi.
Oh, bianglala terlihat sangat mempesona, terbias dari wajah itu.
Aku baru tahu jika wajah itu adalah milikmu.
***

Semalam bintang meredup, wajah langit tak lagi cerah.
Sang bulan termenung kesepian.
Hanya berharap dan menatap kosong pada langit.
Ketika satu bintang terlihat bersinar, sang bulan mulai tersenyum.
***

Di dalam sebuah kehampaan, ada sesuatu yang dapat mengisi sebuah kekosongan.
Hingga kehampaan dapat kembali menjadi bermakna, menjadi berarti, dan menjadi berharga.
Sesuatu itu adalah “kesunyian”.
***

Malam yang bengis terus mengiris-iris.
Oh, hati yang miris karena isak tangis yang tak mampu lagi ditepis.
Jiwa yang terkikis, selalu mengais tumpukan harapan yang terlukis, di antara rintikan gerimis.
*** 

Kesepian telah menikam aku dari belakang.
Apakah kesepian adalah musuh yang paling kuat di antara ksatria-ksatria yang lain???
Beribu-ribu busur panahnya telah merobohkan aku.
Aku rela jika harus mati sekarang.
***

Sebuah keranda hijau terbujur panjang, berhias bunga...
Setiap binar mata berkilau, seperti cermin...
Sebuah wajah yang tak asing bagiku berada dalam keranda itu...
Ya,..... itu adalah aku...
***  

Lubang ini sengaja aku buat.
Untuk mengubur hatiku yang telah hancur berserakan di atas tanah yang tandus.
Takkan pernah kau lihat sebuah batu nisan di atasnya.
Karena aku tak ingin lagi mengenangnya.
***

Kehidupan tidak selunak air yang bisa kita injak dengan mudahnya.
Tapi, kehidupan itu sekeras hujan badai di tengah lautan yang bisa menenggelamkan kapal kita sampai ke dasar laut...
*** 

Ketidaktahuan selalu menyeretku memasuki dunia antah berantah.
Sebenarnya aku ingin pergi dari dunia itu.
Karena aku sudah muak dijejali berbagai pertanyaan yang bisa membunuhku perlahan-lahan... tapi pasti...
***

Setiap senyum yang terbias di antara tetesan embun adalah langkah untuk menapak setiap jejak pada celah-celah pagi.
Dan indahnya senyum itu akan menjelma menjadi sebuah pelangi.
***

Waktu selalu mengajak kita merenung dan berpikir dalam sebuah “monolog”.
Waktu juga yang mengantar kita memasuki dimensi pada sebuah “prolog”.
Tapi ruang dan waktu selalu memaksa kita berjalan dalam sebuah “dialog”.
***

Kita tak akan pernah mau mengerti...
Untuk apa kita berdiri...
***

Hidup itu seperti air yang mengalir.
Manusia hanyalah sebuah daun kering yang terjatuh dan hanyut bersama aliran air itu.
***

Kesunyian tak selamanya membosankan.
Kesendirian tak selamanya menjenuhkan.
Kesepian tak selamanya mencekam.
Kadang, mereka bisa menjadi kawan sejati pada saat kita membutuhkan.
***

Pucuk-pucuk Akasia tampak kemilau karena basah seiring dengan tetesan hujan yang mendinginkan tiap sudut mata memandang.
Sementara rembulan tetap setia menunggu, sampai tetesan air itu berubah menjadi embun.
***

Malam ini bukan lagi sebuah malam.
Pagi juga belum menjadi pagi.
Karena malam ini jam tepat menunjukkan pukul duabelas.
Mungkin pesan ini tak akan terbalas detik ini.
Karena aku tahu diri...
Setidaknya sampai pagi menari.
***

Katakan “GILA” kepada mereka yang bilang kalau malam ini tidaklah dingin.
Tulangku hampir membeku seperti diselimuti bunga es.
Gggggrrrrrrr.....apakah Puncak Everest telah menjelma menjadi dataran di kotaku???
***

Kadang kemauan manusia dapat mengalahkan batas kemampuannya sendiri.
Ego dan emosi hanyalah sebuah ombak yang harus ia taklukkan.
Kadang ia surut dan kadang ia pasang.
***

Awan jingga merona, tersapu angin seperti tumpahan warna di atas kanvas.
Di sekitarnya, kumpulan awan bulu domba seperti kapas yang terbang terbawa angin.
Ah....... tak lelah mata ini untuk memandangnya.
***